Kamis, 23 Mei 2013

Belanja Online Sedang Trend Saat Ini

transaksi dari mana saja, barang 'edisi terbatas' dan harga lebih murah menjadi penarik minat pembeli. namun, antusiasme pembeli menjadi sasaran empuk para penipu yang berkedok penjual gadget, alat elektronik hingga jersey (kostum) klub sepak bola dunia. tergiur iklan yang disebar pelaku di berbagai situs belanja online dan media sosial seperti twitter, kaskus, facebook, email sampai blackberry messenger (bbm), korban biasanya mengontak nomor telepon yang tertera di iklan. kadang pelaku mau ditelepon, namun lebih banyak obrolan dilakukan lewat layanan pesan singkat (sms) atau blackberry messenger (bbm). ketika harga sudah disepakati, pelaku meminta korban mentransfer uang pembayaran terlebih dahulu. Untuk meyakinkan korbannya, pelaku membuat nomor resi pengiriman palsu. setelah dicek, ternyata nomor resi tidak terdaftar di perusahaan jasa pengiriman. uang pembelian pun amblas. salah korban adalah warga banjarmasin, rahim (32). dia pernah tertipu saat membeli lensa kamera dslr merek canon seharga rp 3,5 juta.penjualnya mengaku bernama nasrudin asal yogyakarta. harga 'miring' membuat rahim tertarik membeli. sesuai permintaan, uang pun ditransfer ke rekening nasrudin. "janjinya barang tiba tiga hari setelah uang ditransfer. namun, hingga kini barang itu tidak ada. awalnya saat saya hubungi, dia mengungkapkan berbagai alasan. lama-lama ponselnya tidak aktif," kata pekerja swasta ini kepada bpost, rabu (27/3). korban lain adalah iyan (25) yang mengirim uang rp 6 juta untuk tiga unit ponsel dan satu unit laptop. dia mengaku tertarik karena harga yang ditawarkan sangat murah. "nomor teleponnya juga tidak aktif lagi. dan, barang tidak pernah sampai ke saya," katanya. lain lagi yang dialami seorang mahasiswi, ayu lestari. dia pernah tertipu meski nilai transaksinya tidak terlalu besar.
ayu membeli pakaian seharga rp 80 ribu dan sepatu seharga rp 155.000 melalui online shop di media sosial. "tak ada kecurigaan saat itu karena disertai contoh barang dan anggota group-nya banyak.
kami pun berkomunikasi melalui bbm," ujarnya. mengapa tidak melapor ke polisi? ayu mengaku kerugiannya tidak terlalu banyak dan bukti pengiriman uang sudah tidak ada.
perasaan malu, 'mengikhlaskan', pesimistis terungkap dan kesibukan membuat rahim, ayu dan iyan tidak melaporkan penipuan yang dialami.
polisi meyakini banyak warga kalsel yang mengalami nasib serupa tetapi juga enggan melapor.
untung saja, masih ada tiga orang di antara sekian banyak korban yang melapor ke polda kalsel.
"mereka tertipu bermacam-macam.
mulai dari pembelian ponsel seharga rp 3 juta hingga laptop seharga rp 8 juta," kata kasubdit ii ditreskrimsus polda kalsel, kompol andi aliamin.
andi mengaku tidak mudah mengungkap kejahatan dunia maya (cyber crime) mengingat modus yang dilakukan bermacam macam.
"selain peralatan lengkap juga diperlukan kualitas sumber daya manusia.
untuk itu kami telah mengirim tiga penyidik guna mengikuti pendidikan di jakarta," kata dia.
pendidikan itu langsung menunjukan hasil.
kamis (14/3), mereka membekuk seorang pelaku kejahatan di dunia maya, andi asal sidrap, sulsel.
"setidaknya ada lima warga kalsel yang mengaku menjadi korban andi.
mereka ada yang dari satui, batulicin, banjarbaru dan banjarmasin," tegas andi.
kepala satreskrim polresta banjarmasin, kompol afner juwono juga menyakini banyak korban yang enggan melapor.
dia pun mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh tawaran iklan.
"jangan langsung bertransaksi, akan lebih baik berhati-hatilah," ucap dia.
(arl/aa/dd)modus toko online fiktif- memosting foto dagangan berharga murah di situs dan media sosial- memosting juga testimoni palsu- meminta pembeli mengirim uang terlebih dulu- uang diterima, pembeli diberitahu nomor resi pengiriman- janjikan barang tiba 2-3 hari setelah uang diterima- banyak alasan jika dikonfirmasi barang belum sampai- terkadang mencatut nomor telepon toko online resmi- nonaktifkan ponsel atau blackberry

0 komentar:

Posting Komentar