Struktur Kepolisian

ORGANISASI POLRI

Manajemen Penyidikan Tindak Pidana

PERATURAN KAPOLRI NOMER 14 TAHUN 2012

Senin, 13 Juli 2015

Dua Lautan Ini Tidak Saling Bercampur



Lautan sangat sering disebutkan didalam Alquran, sebenarnya ada apa dengan lautan? Beberapa waktu lalu, ilmuwan telah membuktikan bahwa Alquran adalah benar-benar wahyu Allah SWT dengan terbuktinya ayat berikut:

"Ada laut yang di dalam tanahnya ada api," [QS. Ath-Thur ayat 6]

Pada saat itu para peneliti menemukan bahwa ada sebuah lautan yang didalamnya terdapat api yang berkobar, namun banyaknya air laut tidak mampu memadamkan api, begitu juga panasnya api tersebut tidak mampu membuat air laut mendidih. Inilah sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran-Nya.

Dan kali ini, lagi-lagi ilmuwan dibuat tercengang dari apa yang sudah dikabarkan Alquran 14 abad silam. Dalam Alquran surat Ar-Rahman ayat 19-20, Allah SWT berfirman:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu," [QS. Ar-Rahman ayat 19]

"antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." [QS. Ar-Rahman ayat 20]

Penelitian yang dilakukan oleh seorang Oceanografer asal Perancis ini mengungkap misteri dari surat Ar-Rahman ayat 19-20 tersebut. Peneliti bernama Jaques Yves Cousteau itu mengunkapkan bahwa penelitian tersebut dilakukan ketika ia dan tim melakukan eksplorasi bawah laut.

Pada saat itu, ia menemukan bahwa ada kumpulan air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Laut tersebut merupakan pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania. Pada saat menemukan hal menakjubkan tersebut, peneliti tersebut berujar, "'Seolah-olah ada dinding yang membatasi kedua aliran air itu," ujarnya.


Karena penasaran, ia kemudian terus mencoba untuk menemukan apa yang membatasi dua lautan tersebut hingga tidak bercampur satu sama lain. Namun ia tidak pernah menemukan jawaban dari peristiwa ganjil tersebut.

Ia pun menceritakan hal ganjil itu kepada seorang profesor Muslim. Terkejutlah Cousteau ketika sang profesor Muslim menceritakan bahwa fenomena itu telah dijelaskan Alquran 14 abad silam.

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu," [QS. Ar-Rahman ayat 19]

"antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." [QS. Ar-Rahman ayat 20]

Itulah ayat Alquran yang membuatnya menjadi terpesona, ia pun sadar bahwa Alquran tidaklah mungkin hanya sebuah buku karangan yang dikarang oleh Muhammad SAW, karena tidak mungkin Muhammad SAW yang hidup 14 abad silam mampu mengetahui sebuah fenomena tersebut dengan menggambarkannya secara akurat.

Sebab, pada zaman itu belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Jaques Cousteau meninggal Rabu 25 Juni 1997 dan sempat beredar kabar bahwa ia menjadi seorang muslim, namun keluarga membantahnya dan ia tetap dimakamkan di Katedral Notre Dame di Paris.

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." [QS. Al-Furqan ayat 53]

Kamis, 02 Juli 2015

Skema PONZI : Akar Utama Penipuan Bisnis/Investasi

Charles Ponzi dan bagan skema ponzi : Bukan bisnis, bukan investasi. (economicnoise.com)


Penipuan money game modus ponzi (terkadang dicampur dengan istilah: skema piramida – pyramid scheme) boleh dikata merupakan model penipuan yang langgeng sepanjang masa, dan semakin marak sampai saat ini. Penipuan ini muncul dalam berbagai modus, baik tradisional maupun canggih dan setiap hari meneraik korban dari rakyat jelata sampai para selebriti, politisi dan kalangan terdidik sekalipun. Kunci sukses penipuan ponzi ini terletak pada diri para korbannya sendiri yaitu keserakahan untuk memperoleh materi dengan mudah dan cepat.

Nama “ponzi” diambil dari penggagas tipuan ini yaitu Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi asal Italia yang hidup tahun 1882 –1949. Ia kemudian pindah ke Amerika dan dikenal sebagai Charles Ponzi. Dimasa itu, Ponzi menjanjikan keuntungan bagi para investornya sebesar 50% dalam 45 hari dan 100% dalam 90 hari. Masyarakat pun berbondong-bondong menyetor uangnya. Ponzi membayar nasabahnya dari uang para investor yang bergabung belakangan. Demikian seterusnya berlangsung selama setahun sampai skema penipuan ini tumbang. Skema ponzi pertama ini berhasil merugikan investornya sebesar Rp200 milyar. Suatu angka yang sangat besar di tahun 1920 itu.

Keruntuhan skema penipuan ponzi adalah hal yang pasti karena uang yang terkumpul hanya berputar di tempat, tidak diinvestasikan untuk menghasilkan laba. Ketika para member semakin susah merekrut investor baru, sementara tagihan makin membengkak, para pelaku ponzi biasanya sudah kabur dengan membawa aset besar yang telah dikumpulkan. Pemenangnya selalu perusahaan/pihak yang membuat bisnis ponzi, dan yang kalah selalu pihak masyarakat apalagi yang bergabung belakangan.

MLM

Ponzi Modern Kini

Penipuan Ponzi tidak berhenti di tahun 1920. Sebaliknya tipuan ini makin merebak dan berevolusi dalam berbagai modus sesuai perkembangan bisnis dan teknologi. Modusnya tetap sama yaitu menjanjikan keuntungan yang tinggi, dengan mudah, dalam waktu singkat.
Ponzi pun bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk yang paling sederhana sampai yang modern, antara lain:

Bisnis pepesan kosong versi tradisional. Skema ponzi ini dijalankan dengan mengajak orang lain berkongsi atau menjadi investor untuk suatu jenis usaha yang sebetulnya tidak pernah ada. Biasanya pelaku membuat surat-surat perizinan yang palsu, atau pura-pura membangun koperasi/badan usaha, atau menyewa kantor supaya terlihat bonafid demi memancing investor calon korban.

Bisnis pepesan kosong versi modern. Tipuan ponzi ini mulai menggunakan teknologi seperti internet untuk menawarkan “bisnis” yang sebetulnya tidak pernah ada. Karena muncul secara online, para opportunis bisnis ini menyebutnya sebagai bisnis online (BO) walau jebakan ini sama sekali tidak layak disebut bisnis. Tampilan website dan presentasi para membernya demikian memikat, terkadang diadakan dalam pesta yang mewah. Mereka pun tak segan memancing lebih banyak korban dengan membagi-bagikan bonus dan hadiah kepada segelintir investor awal. Bisa ditebak, investor belakangan hanya menggigit jari. 

Tipe no. 1 & 2 ini dibahas juga di: Aneka Modus Tipuan Ponzi dalam Bisnis Online.

Ponzi dalam balutan MLM. Kebanyakan orang berpendapat bahwa ponzi merupakan money game yang tidak melibatkan jual beli barang. Jadi kalau ada jual beli barang, itu bukan ponzi. Tentu saja pendapat ini salah karena bagaimana pun target skema ponzi adalah bagaimana merekrut dan menarik uang masyarakat. Meski bisnis MLM merupakan bisnis yang legal dan baik, ada banyak modus MLM yang populer digunakan untuk penipuan ponzi saat ini seperti:

Menjual barang sampah, alias barang tidak berguna. Masyarakat tidak peduli dengan barang yang ditawarkan tetapi lebih kepada janji-janji bonus, yang ujung-ujungnya diperoleh dari dana masyarakat yang dikumpulkan lewat uang pendaftaran.

Menjual dengan harga jauh di atas harga normal.Modus ini sangat populer dan marak saat ini. Mereka menarik dana masyarakat melalui barang-barang yang dijual jauh lebih mahal dari seharusnya atau dibandingkan produk sejenis di pasaran. Uang yang diperoleh dari selisih harga yang demikian tinggi, itulah yang diputar dengan skema ponzi. Termasuk dalam hal ini adalam MLM modus alat kesehatan, investasi emas, obat tradisional – kecantikan, dan sebagainya.

Menawarkan barang-barang virtual yang tidak terlalu bermanfaat atau menawarkan replika website yang semata digunakan untuk menjaring korban lainya. Tidak sedikit juga ponzi modus MLM yang menjerat korban dengan menawarkan produk-produk virtual yang sebetulnya banyak tersedia gratis tetapi kemudian dikemas sedemikian sehingga terkesan berbeda dan penting banget, bakal laku sekali…dst, sehingga orang berbondong-bondong bergabung. Padahal dalam kenyataannya, kebanyakan mereka hanya berbicara tenang bagaimana merekrut lebih banyak member (menarik uang lebih banyak) dibanding membicarakan manfaat produknya.

Aneka tawaran investasi saham, forex, properti, dan berbagai usaha lainnya, baik offline maupun online, tanpa disertai izin resmi dari instansi pemerintah terkait.

Ponzi Merupakan Praktek Bisnis Ilegal dan Terlarang.

Sejumlah negara secara tegas menolak kegiatan bisnis berbasis ponzi. Amerika Serikat secara tegas dan rutin memberantas praktek-praktek ini. Satgas dari SEC (Securities and Exchange Commission) melaporkan setidaknya 15 kasus ponzi diberantas di tahun 2011, lalu 13 di tahun 2012 serta 7 kasus di tahun 2013.

Di Indonesia sendiri, praktek ponzi dalam dunia jual beli resmi dinyatakan dilarang melalui Undang-undang No.7/2014 tentang Perdagangan. Hanya saja dalam UU tersebut, skema ponzi diistilahkan dengan skema piramida, keduanya memang sering digunakan secara bergantian di masyarakat. UU Perdagangan secara jelas melarang praktek ponzi dalam distribusi atau penjualan barang antara lain sebagai berikut:


Penjelasan pasal 9 tersebut adalah: 


Ancaman hukuman bagi mereka yang menjalankan bisnis tipuan modus skema ponzi/piramida:

Meski terkesan kurang antisipatif terhadap muslihat aneka modus ponzi sebagaimana dijelaskan di atas, kehadiran UU Perdagangan ini semoga menjadi langkah awal untuk menghindarkan masyarakat dari berbagai modus penipuan yang saat ini sangat sporadis dalam aneka bentuk dan modus.

Rabu, 01 Juli 2015

Pola Pengamanan Pilkada Serentak

I. Pendahuluan

Pilkada serentak akan dilaksanakan di bbrp daerah scr bersamaan. Proses /tahapan pilkada memiliki potensi konflik yg sdh semestinya ditangani scr komprehensif, dan sistematis yg melibatkan para pemangku kepentingan. Potensi2 konflik yg mungkin terjadi pd tahapan2 pilkada antara lain :

1. Pra (sebelum pelaksanaan Pilkada)
Mulai dr pendaftaran, penetapan calon,masa kampanye, masa tenang, pergeseran logistik pemilu ke TPS, potensi2 konflik yg mungkin terjadi :

a.issue 2 (pelanggaran administrasi,ijasah palsu, diskriminasi, money politik, kkn, perbuatan2 pidana calon di masa lalu).
b. Konflik antar pendukung calon/konflik internal parpol
c. Demonstrasi yg melibatkan masa besar
d. Konflik antar warga.
e.Tindak pidana/pelanggaran2 pidana pemilu yg dilakukan oleh calon/pendukung calon/ petugas2 kpu
f. Bencana alam
g. Kerusakan /kekurangan/kekeliruaan logistik pilkada
h. Penyerangan / penculikan/ pengintimidasian calon/ VIP/VVIP.., Dsb

2. Saat Pemilu : pemungutan suara, penghitungan suara di TPS dan pengiriman kotak TPS ke PPK. Potensi2 konflik yg mungkin terjadi :
a.issue 2 (pelanggaran administrasi,
b. Konflik antar pendukung calon/konflik internal parpol di TPS
c. Demonstrasi yg mengganggu pemungutan suara
d. Konflik antar warga di sekitar TPS
e. Tindak pidana/pelanggaran2 pidana pemilu yg dilakukan oleh calon/pendukung calon/ petugas2 kpu
f. Bencana alam
g. Kerusakan /kekurangan/kekeliruaan logistik pilkada
h. Pengrusakan/peyerangan / kecurangan di TPS Dsb

3. Pasca pemungutan suara : pengiriman kotak TPS sd ke KPUD kota/kabupaten , penghitungan suara, pengumuman+penetapan sd pelantikan.
a.issue 2 (pelanggaran administrasi,kecurangan, diskriminasi, money politik, kkn, perbuatan2 pidana calon di masa lalu).
b. Konflik antar pendukung calon/konflik internal parpol
c. Demonstrasi yg melibatkan masa besar
d. Konflik antar warga.
e. Tindak pidana/pelanggaran2 pidana pemilu yg dilakukan oleh calon/pendukung calon/ petugas2 kpu
f. Bencana alam
g. Kerusakan /kekurangan/kekeliruaan logistik pilkada
h. Penyerangan / penculikan/ pengintimidasian calon/ VIP/VVIP.., Dsb


II. Asta Siap sbg Langkah -Langkah Kesiapan Mengimplementasikan Pilkada Serentak

Model implementasi community policing /Polmas sekarang ini pemolisianya dpt dikategorkan:
1. Berbasis wilayah (ada batas2 geografi yg jelas) ini diselenggarakan dr Mabes, polda, polres,polsek, subsektor sd petugas babinkamtbmas.
2. Berbasis kepentngan (tdk adabatas yg jelas dstukan oleh kepentingan2) dilaksanakan oleh fungsi2 teknis kepolisian maupun oleh fungsi2 pendukungnya.
3.pemolisian yg berbasis dampak masalah mrupakan pemolisian untk mnangani berbagai dampak ygsebenarnya bukan bagian dr urusan kepolisian. Nampun ketika menjadi masalah dampaknya akan mengganggu, mengancam, merusak bahkan bs mematikan produktifitas. Di sinilah core dr model pemolsian ygberbasisdampak masalah yg penangananya diperlukan keterpaduan/integrasi dr pemangku kepentngan ataupun antr satuan fungsi. Dengan membangun model pemolisian yg berbasis dampak masalah akan dpt mjd wadah untk mensinergikan, mengharmonikan dlm menangani berbagai masalah (idiologi, politik,ekonomi,sosial budaya, keamanan bahkan pertahanan) shg solusi2 tepatygdpt diterima semua pihak dpt digunakan untk pra, saat maupun pasca. Keterpaduan inilah yg menjadi kecepatan, ketepatan bahkan kekuatan sosial dan akan juga menjadi ketahanan nasional dlm menghadapi berbagai dampak masalah bahkana dampak globalisasi.

Langkah2 dlm mengimpementasikan pemolsian yg berbasis dampak masalah (politik) : pengamanan pilkada serentak skrg ini dikenal dg "Astasiap" 8 kesiapan. Pemolisiaian ygberbasis dampak masalah dapat dikategorikan sbg pemolisian ygbersifat khusus atau kontijensi.
A. Siap Piranti lunak :

Piranti2 lunak sbgayunghukum + pedoman 2 untuk mengimplementasikan tugas2 pd satuan2tugas antara lain:
Rencana operasi , Rencana kontjensi (aman nusa 1: bncana, aman nusa 2 : konflik sosial, amnnusa 3 :teror bom), direktif latpraops, kegiatan asistensi, supervisi.
Perntah pelaksanaan operasi yg berisi:
1. Perencanaan
2.Pelksanaan operasi
3.Surat perintah pelaksanaan tugas kpd para petugas2 kepolisian yg akan mengawaki +melaksanakan tugas2 operasi
4. Penjabaran tugas bagi pejabat2 dlm operasi
5.Penjabran tugas untuk satuan2 tugas operasi
6.Rencana pengamanan pd setiatahapan oprasi yg disesuaikan dg karakteristik kerawanan daerah(dr setiap kegiatan2)
7.Lampiran rencana pengamanan : denah /lokasi yg akan diamankan dr peta wilayah sd denah2lokasi di dlm gedung

B. Siap Posko yg dpt menjadi pusat K3i (komunikasi, koordinasi, komando+Pengendalian, informasi).

Yg berisi peta propinsi, peta2 kota/kabupaten, dan. Jejjaring nya, Panel situpak (Situasi, Tugaas Pokok, Administrasi , Komando+pengendalian), panel cara2 bertindak dalam mengatasii konijensi, panel rengiat, pelaksanaan kegiaatan dan hasil kegiatan masing2 satgas. Tabulasiikegiatan +kejadian seama operasi

C. Siap latihan Pra operasi

Lathan sebelmpeaksanaan operasi mencakup Latihan untuk petugas posko,Latihan untk petugas satuan tugas (satgas):
Satgas 1 (yg dilaksanakan fungsi intel +binmas)
Satgas 2 (fungsi sabhara+lalu lintas)
Satgas 3 (brimob)
Satgas 4 (penegakkan hukum: fungsi reskriim)
Satgas 5 (pengamanan+pengawalan VIP/VVIP)
Satgas 6 (saatgasbantuan : kompi kerangka, admnistrasi (inspektorat,rorena,rosarpras, bdkeu), operasional (dokes, bidkum,bid Hummas, Bid TI, Bid Propam)
Latihan untk menghadapi msl2 kontjensi yg dikonstruksi/dibuat model bervariasi pertahapan operasi

D. Siap kondisi keamanan keetertiban dlm masyarakat (kamtibmas)

Kesiapan kondisi kamtibmas yg dpt dkatakan kondusif dan terkontrol, dibangun dg sistem2 networking sbg soft power sampai tingkat komuniti

E. Siap masyarakat

Kesiapan masyarakat sbg mitra dlm menjaga + memelhara yg memilik komitmen+gerakan moral dr para pemanagku kepentingan untk peka dan peduli dlm mencari akar masalah sertta menemukan solusi yg tepat dan dpt diterima semua pihak.

F. Siap Personel

Kesiapan personel (SDM) untk petugas pd satgas,petugas pd posko dan petugas untk mengatasi situasi kontjensi.

G. Siap Sarana +prasarana (sarpras)

Kesiapan Sarpras yg digunkan untk perorangan, kelompok maupun kesatuan yg dpt berbasis pd ilmu pengetahuan+teknologi

H. Siap anggaran

Kesiapan anggaran baik untuk Komando+pengendalian, satgas,tugas2 kontijensi (sesuai perencanaan), penggunaan sesuai rencana kegiatan baik pra,saat maupun pasca kejadian,hasil kegiatan,pertanggung jawaban keuangan. Ygdidukung dg dokumen2.
Pemoliisian yg berbasis dampak maslah diimplementasikan pra kejadian sbgbentuk antisipasi, saatkejadian untkmerdan+menyelesaikan permasalahan agartdk meluas dan paskakejadanuntk merehabitasi/memperbaiki kondisi sosial ygrusak akibat dr berbagai dampak masalah.


III. Pola Pengamanan Kontijensi

Permaslaahan kontijensi dikategorikan sbb :
1.aman nusa satu untuk menangani maslh bencana,
Definisi bencana
a. Faktr alam
b. Faktr non alam : gagalteknologi/modrnksasi, epidemi/wabah penyakit)
2. aman nusa dua untuk menangani konflik sosial,
3. amn nusa tiga untuk menangani teror bom

A. Dlm penanganan bencana dpt menerapkan

Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat (SSMKD)/SKPL (sist komando pengendalian lapangan)
Merupakansistem standar penanggulangan keadaan darurat yg dpt diprediksi/direncankan maupun bencana yg disebabkan krn Faktor manusia,Faktor alam dan Faktor non alam (kerusakaninfrastruktur)
Sistem standar penanggulangan keadaan darurat yg dpt diprediksi/direncankan maupun bencana yg disebabkan krn Faktor manusia,Faktor alam dan Faktor non alam (kerusakaninfrastruktur)
Dlm menangani keadaan darurat perlu sistem pengorganisasian
Yg simple dan bs segera dioperasionalkan dg komando terpadu bukan komado Tunggal. Yg dilihat dr tingkat kompleksitasnya: (kejadian, korban, maupun wilayahnya). Selain membagun KPL (komando Pengendali Lapangan) dpt jga dibangun Pusat Krisis Instansi.
Kalau bencana itu kompleks dan perlu proses yg cukup lama dlm penangananya.

Prinsip2 Tanggap Darurat :
1.Pra
Sebelum terjadi bencana (edukasi,pelatihan,tndakan2 preemtif+preventif)
2. Saat (tanggap darurat): SKPL (pekerjaan proaktif + mjd lbh mudah shg efektif+ efisien).
Ssmkd sbg otaknya+SKPL sbg otot penggeraknya di lapangan. Sedangkan anggta adalah sbg badan yg bergerak.
3. Pasca

Tindakan merehabiitasi kerusakan sosial akibat dr bencana/keadaan darurat, dg harapan masy dpt kembali beraktfitas scr normal.


B. Penanganan Konflik Sosial/Komunal

Konflik sosial/komunal itu disebabkan karena adanya perebutan sumber daya dan atau harga diri. Yg biasanya dipicu adanya konflik pribadi. Sumber daya mjd potensi konflik (bs orang, uang, jabatan, barang, kekuasaan) . Dlm pemberdayaan sumber daya itu ada hubungan2 kekuatan. Disinilah adanya gesekan, timbul isue, timbul labeling. Tatkala labeling 2 ini dibiarkan akan mjd kebencian. Kebencian ini mjd akar kejahatan (hate crime). Kalau sdh ada kebencian maka tinggal menunggu saja kapan meledak. Konflik pribadi itu td sbg sumbu ledak/ detonatornya.

Untk mencari dukungan atau solidaritas maka digunakan kelompok2 primordial (suku-bangsa, agama, ras, asal daerah dsb)

Jd pd intinya yg nanya kelompok primordial ini sbg legitimasinya atau untuk mendapatkan dukungan masa. Krn biasanya tdk rasional , ttp emosional + spiritual.

Adapun Isu2 yg diangkat untk memicu konflik al :

Ketidakadilan, kemiskinan, penodaan kitab suci, pelecehan agama, korupsi, diskriminasi dsb.Dari konsep2 tsb dpt dipahami konflik sosial mmg bs terjadi krn adanya kebencian ttp ada jg yg direkayasa dg menghembuskan kebencian. Korbanya/yg dijadikan kambing hitam biasanya yg lemah, yg minoritas, atau yg kecil masanya.

Kebencian akan juga melahirkan Intoleransi yg dpt mjd akar Terorisme. Sikap yg intoleran ini dpt diakibatkan krn :
1. Luka batin atau kekecewaan2sosial yg tdk tertangani atau krn terabaikan oleh intsitusi2 penyeenggara negara. Mereka mencari penyaluran mecari dukungan sosial/legitimasi pd golongan2 primordial, disitu tdk lagi rasional melainkan lebh pada emosional +spiritual.
2.Keterbellakangan/terbatasnyapengetahuan dan pemahaman atau tingkatkecerdasan yg rendah shg mudah dihasut dan dipanas-panasi untuk menebar bibit2 kebencian.
3.Kemiskinan, pengangguran yg tdk tersentuh oleh negara shg merekajatuh dlm pelukan kelompok2 yg radikal atau beraliran garis keras
4.Sistem2 ygsarat dg KKN shg kelompok2 yg tdk mampu bersaingakan merasa sakit hati dan mencari pelarian atau jatuh dlam pelukan preman

Dlm memerangi terorisme tdk boleh ada label/ anggapan pembiaran. Hal ini polisisbg representtive negara hrs melakukan tndakan proaktif, problem solving, kemitraan dan pencegahan thd potensi2 terjadinya intoleransi.


C. Apa yg semestinya dilakukan polisi dlm mewujudkan + memelihara keteraturan sosial melalui pemolisianya.

1. Memahami+mengimplementasi model Polmas baik yg berbasis kawasan (geographical community) maaupun yg merupakan community of interest). Dg sistem2 kemitraan , jejaring, pola kinerja yg proaktif + problem solving serta ada back office sbg pendukungnya (call and command centre). Shg sist penanganan + pelayanan yg prima (cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informtif + mudah diakses).

2.memetakan wilayah, masalah + potensi sedetail2nya. Shg dpt dianalisi sumber2 daya yg ada + potensi2 konflik yg ada. Termasuk label2, isu2, bahkan kebencian dr satu kelompok dg kelompok lainya.

3. membagi bagi dlm wilyah2 komuniti (rt/rw maximaal kelurahan) tempatkan petugas 2 polisi (babinkamtibmas) yg mempunyai kompetensi polmas/ community policing. Tujuanya agar dikenal + mendapat legitimasi yg keberadaanya dpt mjd bagiaan dr masy yg dilayani. Daerah2 yg ramai atau padat dpt dibuat pos pol, tentu dg kompetensi polmas td.

4. Melakukan komunikasi + kunjungan untk membangun jejaring dan kemitraan dg para pemangku kepentingan lainya. Dlm implementasi nya komunikasi dr hati ke hati sangat pentg + akan mjd dasar membangun kepercayaan. Shg keberadaan polisi aman, menyenangkan + bermanfaat bg masyarakat.

5. Pd konteks konflik antar pemeluk keyakinan keagamaan (agama bs sama ttp keyakinan keagamaanya bs berbeda). Polisi hrs peka, peduli + dipercaya sbg pihak ke 3 yg fair + bs menjembatani, mjd konsultan keberadaanya bs diteladani + dihormati.

6. Para pemuka agama, tokoh2 masyarakat, tokoh2 pemuda bs menjadi mitranya. Nah disinilah dpt dibangun forum kemitraan polisi dg masyarakat yg dibangun sbg gerakan moral krn kepekaan + kepedulian warganya dlm mewujudkan + memelihara keamanan + rasa aman warga.

7. Para petugas2 pd wilayah2 komuniti2 ts (baik babinkamtibmas/ pospol) diback up/ dibantu oleh tim patroli lalu lintas, sabara, jaringn kring serse, jaringan intel + bimmas.

8. Semuanya di back up dlm sistem kontrol dr back office sbg pusat k3i (komunikasi, kodal, koordinasii + informasi). Shg ada sistem2 untk call centre, quick response time, bahkan emergency call (panic button).

9. Saat terjadi konfliik sara (antar pemeluk keyaakinan keagamaan tindakanya :
a.Deteksi dini dr intelkam
b. Penjagaan, pengaturan, perlindungan thd kelompok2 minoritas.
(Brimob, sabhara, lalu lintas (menutup/ mengalihkan arus lalu lintas).
c. Negosiasi oleh tim2 negosiator/ bimmas/ intel / reskrim.
d. Reskrim dpt mencatat / mengamankan provokator2 yg dinilai anarkis.
e. Memberdayakan potensi2 pemangku kepentingan untk ikut meredamkan.

10. Rehabilitasi pasca terjadinya konflik baik dg team terpadu atau mengajak lsm/ kelompok2 relawan untk bersama2 memperbaiki kerusakan sosial yg terjadi
Contoh tindakan 2 diatas agar diimplementasikan oleh para kasatgas+satgas sbb :
1. Menyelesaikan konflik dg cara Persuasif (tanpa kekerasan fisik)
2. Mencegah terjadinya anarkisme
3. Stop Kekerasan yg dilakukan baik aparat, security, maupun dari kelompok masyarakat
4. Memanggil tokoh 2 masyarakat untk mencari solusi
5. Memflmkan semua kegiatan yg dilakukan kelompok2 masyarakat dan didatakan siapa sebenarnya mereka + dicari dr mana sumber daya yg ada
6.Lakukan upaya2 untk memutuskan matarantai/siklus kekuatan mereka terutama suplai sumber daya+hasiljarahan.
7.Yakinkan kpd publik bahwa kelompok2 militansi dr kelompok LSM lainya ada upaya mengobok obok kedamaian.buktikan berbagai bukti yg ada spt : sms +selebaran gelap mereka ygtelahmemprovokasi +menyebarkansmangat kebencian.
8. Hasil Unduh (down load )dr media sosial atas anarkisme atau pengrusakanpencurian yg dilakukan
9. apa yg sdh dilakukan melalui soft powerdilaporkandan ditindak lanjuti baik scr preemtif,preventiv maupun represif
10. Tindakan 2normatif dr polisi berseragam(binmas, sabhara, obvit, brimob Tetap kobarkansemangat penyeesaian konflikscrdamai agar tdkdiputarbalikan faktanya.
11. Sabhara melakukan patroli dialogis + on call untk penjagaan + pengaturan (melakukan upaya 2 persuasif)
12. Brimob stand bye + on call (siap melakukan tindakan 2 penyelesaian konflik secara damai)
13. Timdu propinsi/ kab batang hari melakukan langkah2 nyata dlm menangani konflik
14. Melakukan penyadaran atas mobilisasi massa + pancingan2 konflik anarkis dr para provokator yg bertindak selaku aktor intelektual
15. Membuat deklarasi Damai tanpa anarkis
16. Memberdayakan media (cetak, elektronik, sosial) untk membuat counter issue atas propaganda atau agitasi kelompok2 kiri baru.
Hrs ada progres pembangunan opini publik + solidaritas sosial.Yg dibangundrmitra +jejaring sosial yg kita miliki

Point2 diatas tsb dilakukan scr terpadu + bertahap scr terus menerus untk meng counter isue, penggangan+pembangunan opini publik serta solidaritas sosial , sbg lawan atas propaganda mereka +mobilisasi masa dan upaya2anarkisme

Kemungkinan adanya Skenario besar dibalik kasus ini adalah untuk :
1.   Mendiskreditkan polri
2.   Sebagai upaya /dukunganbagi pembahasan RUU kamnas
3.   Revisi UU no2 th 2002
4.   Sbgtest case menjadikan daerah X,YZ daerah operasi dg membanguin konflik2 sosial
5.   Menggalangsolidaritas kaum kiri baru melalui mobilisasi+ agitasi massa.
6. Kematian / korban yg dianggap martir akandijadikansimbol perjuangan merekashg melegitimasi mereka melakukanpndudukan+memaksakankehendak.


IV.Penutup

Pola 2 penanganan pam pilkada serentak, dilakukan scr: 
1.  komprehensif,
2.  membuat time line, waktu2 yg berkaitan dg tahan2 pilkada
3.  melibatkan para pemangku kepentingan.
4.  Membuat renpam2 scr terpisah
5.  Melaksanakan latihan pra operasi
5.  Mengimplementasikanny

Pimpinan yg melayani (servant leadership)

"Sine qua non"; dalam kehidupan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, baik atau buruknya kondisi suatu organisasi, bangsa dan negara banyak ditentukan oleh kualitas pemimpinnya dan kepemimpinan yang dijalankannya.
Para pemimpin diberi wewenang untuk mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan para para stake holder.

Di tangan para pemimpin itulah ditentukan bagaimana masa depan sebuah organisasi, dan di pundak para pemimpin itu digantungkan harapan2 yang dipimpin.
Kalau kepercayaan kepada pemimpin menurun, maka ini dapat mempengaruhi gerak organisasi yang pada akhirnya berdampak kepada para masyarakat yang menjadi stakeholder dari organisasi tsb.

Disuatu daerah, utamanya dalam konteks kinerja Kepolisian, beberapa indikator yang bisa dijadikan sarana mengukur kemampuan kepemimpinan seseorang, adalah antara lain:
-  Bagaimana kondisi kamtibmas dan kegiatan penegakkan hukum yang ada,
-  Bagaimana pelayanan kepolisian kepada publik yang dirasakan masyarakat,
- Seberapa banyak masalah penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh anggota disana
- Bagaimana seorang pemimpin mampu ketika dihadapkan pada situasi krisis terutama dalam hal antisipasinya.

Tidak dapat disangkal bahwa peran pemimpin dalam organisasi Kepolisian, mampu memberi pengaruh (positif atau negatif) pada kondisi gatra-gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbudhankam) yang pada akhirnya berpengaruh pada kondisi ketahanan nasional dan ketahanan daerah.

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain, atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang dipimpinnya timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-tugas dan tujuan organisasi, secara efektif dan efisien.

Seni kepemimpinan mengandung arti suatu kecakapan, kemahiran dan keterampilan tertentu untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpin.

Sedangkan ilmu kepemimpinan mengandung sejumlah ajaran atau teori kepemimpinan yang telah dibuktikan dengan pengalaman, yang dapat dipelajari atau diajarkan.
Fungsi pemimpin adalah untuk menggerakkan para pengikut agar mereka mau mengikuti atau menjalankan apa yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin.

Hubungan antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya bersifat pembimbingan, pemberian arah, pemberian perintah / instruksi, pemberian motivasi (dorongan) dan pemberian teladan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa : pemimpin adalah pengaruh.
Ada orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat sebagai pemimpin (leaders are born), namun sebagian besar pemimpin diciptakan (leaders are made) melalui suatu proses, tumbuh dan berkembang dari bawah, ditempa oleh berbagai pengalaman, ketekunan dan kerja keras serta tidak berhenti belajar sepanjang hidupnya.

Kualitas pemimpin pada umumnya dibentuk melalui suatu proses yang memerlukan waktu dan upaya, bukan didapat secara instan dalam waktu singkat.
Untuk memimpin atau mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin dapat menggunakan tipe dan gaya kepemimpinan seperti:
- demokratis (mengutamakan partisipasi dari yang dipimpin),
- paternalistik (kebapak-bapakan),
- birokratis (berdasarkan aturan),
- bebas (laissez-faire),
- autokratis / otoriter (menggunakan kekuasaan mutlak),
- atau gabungan dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut.

Kadang-kadang tipe kepemimpinan tersebut digunakan secara situasional untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu.

Seorang komandan pasukan militer menggunakan kepemimpinan otoriter terhadap prajuritnya untuk memenangkan suatu pertempuran atau menghadapi ancaman musuh. Kepemimpinan otoriter efektif digunakan untuk mengatasi situasi darurat yang memerlukan penanganan segera.

Berbeda dengan komandan militer; dalam dunia kepolisian, beberapa perubahan mulai terjadi dimana banyak pemimpin yang cenderung memakai kepemimpinan demokratis dengan cara diskusi dengan anggotanya.

Ada pula beberapa pemimpin yang saya amati menggunakan gaya kepemimpinan birokratis terhadap anggotanya.

Beberapa orang bahkan menggunakan gaya paternalistik dan "Klanistik" dimana orang tsb seperti sedang membangun sebuah "dinasti" dengan membuat norma bahwa beberapa pejabat dilingkungan organisasi ttt harus melalui rekomendasi ybs atau akan ditolak. Sementara rekomendasi yang dikeluarkan ternyata bukan berdasar pada sebuah parameter yang terukur namun lebih kepada upaya membangun loyalitas agar pejabat dibawahnya mudah dikontrol oleh ybs.

Namun demikian, apa pun tipe dan gaya kepemimpinan yang digunakan, semuanya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

Kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa.

Para pemimpin-pelayan (Servant Leader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi dengan standar moral spiritual.
Kepemimpinan yang melayani memiliki kelebihan karena hubungan antara pemimpin (leader) dengan pengikut (followers) berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual.

Pemimpin-pelayan mempunyai tanggung jawab untuk melayani kepentingan pengikut agar mereka menjadi lebih sejahtera, sebaliknya para pengikut memiliki komitmen penuh dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan pemimpin.

Kepemimpinan yang melayani dapat diterapkan pada semua bidang profesi, organisasi, lembaga, perusahaan (bisnis) dan pemerintahan karena kepelayanan bersifat universal.

Beberapa ciri dan keutamaan kepemimpinan yang melayani yang harus melekat pada diri seorang pemimpin-pelayan adalah sebagai berikut :

1. Memiliki Visi Pemimpin.

Visi adalah arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan penumpangnya akan diarahkan.

Visi sama pentingnya dengan navigasi dalam pelayaran. Semua awak kapal menjalankan tugasnya masing-masing, tetapi hanya nakhoda yang menentukan arah kapal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Visi pemimpin akan menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan, pengaruhnya lebih kuat terhadap orang-orang yang bekerja untuk kepentingan organisasi. 
Visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya dan menjembatani masa kini dengan masa depan yang lebih baik sesuai kondisi (sosial politik, ekonomi dan budaya) yang diharapkan.

Visi juga mengandung harapan-harapan (atau bahkan mimpi) yang memberi semangat bagi orang-orang yang dipimpin. Ada ungkapan bahwa pemimpin adalah “pemimpi” (tanpa n) yang sanggup mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.

Visi pemimpin-pelayan adalah memberi arah ke mana orang-orang yang dipimpin dan dilayani akan dibawa menuju keadaan yang lebih baik misalnya menyangkut :
- penanggulangan gangguan keamanan,
- antisipasi ketidak tertiban
- Mendukung keberlanjutan pembangunan Nasional
- peningkatan kesejahteraan anggota
- perbaikan kemampuan organisasi Polri
- menjadikan Polri yang mampu dipercaya dalam menciptakan rasa keadilan di masyarakat.

Burt Nanus dalam bukunya Kepemimpinan Visioner mengatakan: "Tak ada mesin penggerak organisasi yang lebih bertenaga dalam meraih keunggulan dan keberhasilan masa depan, kecuali visi yang menarik, berpengaruh, dan dapat diwujudkan, serta mendapat dukungan luas".

2. Orientasi pada Pelayanan.

Pemimpin-pelayan berorientasi pada pelayanan, bukan untuk mencari pujian atau penghormatan diri. Sikap melayani terutama ditujukan untuk mereka yang paling membutuhkan pelayanan.

Ia harus berpihak kepada anggota dan masyarakat yang dilayani. Pelayanan sejati didorong oleh rasa cinta kasih, bukan untuk mencari popularitas atau mendapatkan pamrih tertentu. Pelayanan sejati adalah buah dari cinta kasih.

Setiap kita sekolah, saya selalu mendengar beberapa rekomendasi peserta didik yang menginginkan agar ada kenaikan anggaran. Namun sering timbul pertanyaan di kalangan masyarakat : Apakah dengan kenaikan anggaran Polri, maka terjadi juga perbaikan pada pelayanan masyarakat ?

Pemimpin-pelayan berorientasi pada pelayanan masyarakat yang paling bawah karena ia memegang mandat mayoritas rakyat yang memerlukan pelayanan.

Peningkatan pada anggaran belanja harus disertai dengan perbaikan pada pelayanan masyarakat, bukan sebaliknya memberi peluang pada penyalahgunaan keuangan seperti yang kerap terjadi di akhir tahun; menggenjot kegiatan agar dana terserap.

3. Membangun Kepengikutan (Followership).

Pemimpin-pelayan mengutamakan terciptanya kepengikutan (followership) karena dalam kenyataannya keberhasilan organisasi lebih banyak ditentukan oleh para pengikut atau para pemimpin di bawahnya.

Penelitian yang dilakukan Profesor Robert E. Kelley, pelopor pengajaran Followership and Leadership dari Carnegie-Mellon Unversity, menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi 80 persen ditentukan oleh para pengikut (followers) dan 20 persen merupakan kontrubusi pemimpin (leader).

Pengikut yang bekerja dengan semangat dan memiliki komitmen penuh akan menentukan keberhasilan pemimpin.

Pemimpin yang bekerja sendiri (single player/ single fighter) dan tidak menciptakan pengikut tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.

Pengalaman menunjukkan ada pemimpin yang secara pribadi memiliki kemampuan dan pandai, tetapi kurang berhasil dalam memimpin karena tidak menciptakan pengikut yang solid.

Pemimpin-pelayan mengatakan setiap keberhasilan sebagai keberhasilan “kita” dari pada keberhasilan “saya” atau “kami”. Sebaliknya apabila terjadi kegagalan, merupakan kegagalan “saya” dan pemimpin bersedia memikul tanggungjawab.

4. Membentuk Tim dan Bekerja dengan Tim.

Pemimpin-pelayan harus membentuk tim (team work) dan bekerja dengan tim tersebut. Ia meminta tim untuk mengikutinya, menjelaskan visi dan misi, serta mempercayakan timnya untuk bekerja.
Pemilihan anggota tim atau staf/ pembantu sangat penting agar ia dapat berhasil mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Ia harus pandai-pandai memilih orang-orang kaya arti yang mau bekerja keras untuk organisasi, bukan orang yang miskin arti yang tidak berbuat apa-apa, atau orang berlawanan arti yang cenderung menimbulkan masalah bagi organisasi.

Diilustrasikan seperti sekelompok orang yang memikul beban (beban tugas organisasi), ada yang benar-benar memikul beban, ada yang pura-pura memikul dan ada yang bergelantungan pada beban yang dipikul.

Pemimpin harus memiliki kejelian memilih anggota tim, antara lain melalui rekam jejak (track record), bakat (talenta), pekerja keras, kapabiltas, mentalitas dan moralitas anggota tim.

5. Setia pada Misi.

Kalau visi adalah arah ke depan ke mana bahtera organisasi akan dibawa, maka misi adalah bagaimana menjalankan tugas-tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pemimpin membuat rencana-rencana yang dikaitkan dengan jangka waktu tertentu, program-program kerja serta perangkat lain yang membantunya dalam menjalankan misi.

Misi pemimpin-pelayan adalah melayani mereka yang membutuhkan. Ia harus selalu setia pada misi pelayanan dalam kondisi apa pun, kondisi baik atau buruk, karena dengan demikian tujuan organisasi dapat dicapai. Kesetiaan pada misi, juga diterapkan secara konsisten dan konsekuen pada penggunaan anggaran untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, karena dana/ anggaran itu berasal dari rakyat.

6. Menjaga Kepercayaan.

Menjadi pemimpin adalah menerima kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa melalui organisasi atau pemerintah untuk memimpin rakyat.

Bila seorang pemimpin mengkhianati dan kehilangan kepercayaan dari organisasi dan rakyat yang dipimpinnya maka sebenarnya ia sudah kehilangan roh kepemimpinannya, walaupun jabatan formal sebagai pemimpin masih melekat padanya.

7. Mengambil Keputusan.

Keputusan pemimpin adalah kekuatan dalam memimpin dan mengelola organisasi. The power to manage is the power to make decision. Seorang pemimpin-pelayan harus berani mengambil keputusan yang membuktikan keberpihakannya hukum dan keadilan.

8. Melatih dan Mendidik Pengganti.

Apa yang dilakukan oleh Para pemimpin Polri dengan melatih dan mendidik pengganti (membentuk kader) merupakan kewajiban seorang kita bersama.

Seharusnya ada beberapa lapisan kader pengganti dalam rangka mencapai suksesi kepemimpinan yang smooth.

Bertambahnya usia seorang pemimpin mengakibatkan kemampuan fisik dan daya pikirnya berkurang dan proses regenerasi tidak dapat dihindari.

Namun dalam kenyataannya, sifat legawa makin sulit ditemukan pada diri para pemimpin. Pemimpin cenderung berkeinginan selama mungkin berkuasa, sementara kader-kader potensial tersingkir karena faktor usia atau faktor-faktor lain (politik, ekonomi, egosime kelompok dll).

Pemimpin-pelayan mendidik dan melatih pengganti karena ia tidak berorientasi pada kekuasaan tetapi pada pelayanan. Baginya purnatugas identik dengan alih tugas karena masih banyak tugas-tugas pelayanan lain yang bisa dilakukannya di tengah masyarakat.

9. Memberdayakan kaum Perempuan. 

Pemimpin-pelayan menggunakan manajemen “Omega” yaitu gaya kepemimpinan Alpha yang maskulin dan Beta yang feminin, sebab dengan mengendalikan energi spiritual, baik laki-laki maupun perempuan bisa diberdayakan menjadi pemimpin-pemimpin yang dibutuhkan pada masa mendatang.

SDM kaum perempuan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang tidak dimiliki kaum laki-laki. Pemimpin harus pandai-pandai menggunakan kemampuan kaum perempuan untuk keberhasilan tugas organisasinya.

10. Memberi Tanggung Jawab.

Memberi tanggungjawab kepada bawahan adalah memberi kesempatan kepadanya untuk berkembang dan tentu saja mengawasi serta kemudian meminta pertanggungjawaban. Membuat orang bertanggungjawab adalah memberi mereka kesempatan menggapai keberhasilan, dan hal itu dimulai dari hal-hal yang kecil.

11. Memberi Teladan.

Ada pendapat bahwa anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat, ketimbang apa yang mereka dengar. Buku-buku panduan dan buku instruksi tidak dapat secara langsung membangun kultur organisasi pada anggota.

Pemimpin memberi teladan dengan apa yang mereka lakukan. Sesudah itu ia menganjurkan pengikutnya untuk melakukan apa yang diteladaninya, dan kemudian mengharuskan mereka mengikuti teladan itu.

Salah satu contoh sederhana adalah soal menepati waktu untuk mengikuti suatu acara atau undangan. Kebiasaan menggunakan “jam karet” dapat diatasi apabila pemimpin datang tepat waktu dan acara segera dimulai, walaupun belum semua undangan hadir.

Sebaliknya bila semua orang berpikir belum banyak orang datang pada waktu yang ditentukan maka kebiasaan “jam karet” akan terus berlanjut seperti lingkaran setan yang tidak berujung.

12. Menyadari Pentingnya Hubungan/ Komunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah urat nadinya kepemimpinan. Komunikasi sangat menentukan tingkat keefektifan kepemimpinan seorang pemimpin. Kegagalan dalam berkomunikasi atau miskomunikasi dalam kepemimpinan ibarat urat nadi darah yang tersumbat sehingga orang menjadi sakit.

Irisan Bawang Pada Telapak Kaki Saat Tidur

Inilah yang Terjadi Jika Anda Tempelkan Irisan Bawang pada Telapak Kaki Saat Anda Tidur


Dalam pengobatan China, telapak kaki memiliki jalur akses langsung ke beberapa organ pada tubuh Anda melalui apa yang dikenal dengan meridian. Meridian ini adalah jalur masing-masing organ pada tubuh. Bagi mereka yang memahami pengobatan Cina mungkin tahu bahwa sistem meridian sangat erat korelasinya dengan sistem saraf.

Pada gambar di bawah ini anda dapat melihat organ dan sistem dalam tubuh dan titik koneksi meridian di kaki.


Telapak kaki memiliki banyak ujung saraf yang berbeda, ada sekitar 7.000 ujung syaraf yang secara langsung menghubungkan ke berbagai organ pada tubuh. Ujung-ujung syaraf tersebut adalah sirkuit listrik yang sangat kuat dalam tubuh dan sering aktif jika sering menerima sentuhan. Tak heran jika para ahli pengobatan China merekomendasikan berjalan dengan bertelanjang kaki. Maksudnya agar ujung-ujung syaraf di telapak kaki dapat langsung menerima banyak rangsangan dari apa yang diinjak serta agar bersentuhan langsung dengan tanah yang mengandung ion negatif bumi.

Salah satu cara paling mudah untuk membuka jalur-jalur listrik (meridian) dan untuk membantu memurnikan organ internal pada tubuh adalah dengan cara memotong bawang merah atau bawang putih dan menempelkannya pada telapak kaki. Tempelkan irisan bawang tersebut di telapak selama anda tidur. Untuk lebih mudah dan agar irisan bawang tidak terlepas ketika anda tertidur, tempelkan irisan bawang pada telapak kaki dan pakailah kaus kaki.

Berikut ini beberapa manfaat menempelkan potongan bawang pada telapak kaki disaat tidur :
  • Membersihkan darah: Saat anda tidur, asam fosfat dari bawang diserap melalui trans-dermal pada telapak kaki dan masuk ke pembuluh. Asam fosfat mampu memurnikan dan menyerap racun dalam darah.
  • Membunuh bakteri, kuman dan patogen: Bawang, baik itu bawang putih maupun bawang merah memiliki manfaat anti-bakteri dan anti-virus yang kuat! Ketika anda tidur, kandungan bawang akan menghisap bakteri berbahaya dan racun akan keluar dari tubuh melalui telapak kaki.
  • Memurnikan udara: Udara di kamar atau ruangan tempat anda tidur akan menjadi bersih. 
Di Inggris, kebiasaan menyimpan potongan-potongan bawang dan menaruhnya di pojok-pojok ruangan sering dilakukan. Hal ini bertujuan untuk membersihkan udara dari virus yang bisa menyebabkan berbagai penyakit termasuk flu.Cara alami ini sangat mudah dan layak anda coba. Hanya dengan menggunakan bawang yang begitu mudah didapat, anda akan mendapatkan berbagai manfaat kesehatan. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Timbangan

Saat kecil, saya sering melihat nenek saya menimbang emping jualannya dengan sebuah timbangan kuno. Emping di sebelah kanan, beratnya dibandingkan dengan batu timbangan di sebelah kiri. Bila beratnya tepat, barulah emping dipindahkan ke panci besar untuk diberi adonan menjadi emping manis kesukaan saya. Seperti itu kira-kira nilai-nilai dalam kehidupan kita. Nilai-nilai itu menjadi “batu timbangan” untuk keputusan hidup kita. Begitu pentingnya fungsi nilai kehidupan Anda, karena semakin banyak keputusan yang harus Anda ambil, semakin penting peranan nilai kehidupan. Ada dua macam “batu timbangan” dalam hidup yaitu “eternal values” dan “worldly values” yang bertolak belakang:

PUJIAN MANUSIA VS. PERSETUJUAN TUHAN. 
Dipuji manusia memang menyenangkan, tetapi itu bukan ukuran kesuksesan kita yang sejati. Keinginan kita yang terdalam seharusnya adalah mendapat “senyuman” dari Tuhan, sebuah tanda bahwa ia setuju akan apa yang kita perbuat dan pikirkan.

HEDONISME VS. SELF CONTROL.
Hedonism memandang bahwa yang terpenting di dunia ini adalah mencapai kesenangan sebesar-besarnya. Tentu saja dibandingkan hedonisme, self-control (kontrol diri) sangat tidak menarik, karena ada unsur penderitaan demi menahan diri. Tetapi hanya dengan self-control seseorang sanggup berkata “ya” pada yang benar dan “tidak” pada yang salah, menolak beberapa hal, untuk mendapatkan hal yang lebih besar dan baik, serta bertahan hingga kekekalan.

MENDAPATKAN VS. MEMBERIKAN.
Sangat manusiawi untuk mencari yang terbanyak dan terbaik untuk diri sendiri, bahkan kadang cenderung serakah. Tetapi “eternal values” mendorong kita untuk memberi bagi orang lain. Tidak hanya memberi uang atau barang, tetapi memberi perhatian, waktu, tenaga, dll. Karena secara “kekal” harta hanya bertahan di dunia, tetapi manusia yang kita bantu bernilai kekal (EI).

TIDAK SULIT MEMBUAT KEPUTUSAN BILA ANDA MENGETAHUI APA NILAI-NILAI ANDA (Roy Disney)