Selasa, 29 Oktober 2013

Komplotan Ini Belajar Pembobolan ATM di Malaysia


Pembobolan beberapa anjungan tunai mandiri (ATM) di Banjarmasin bukan kali pertama dilakukan komplotan ini. M Rendy alias Rendy (29), Mardianto alias Anto (36), dan Lalu Sueb alias Sueb (43) sudah banyak melakukannya di daerah lain.
Polisi menemukan komplotan ini beraksi di Kota Seribu Sungai ini, Juni-Juli 2013 lalu, komplotan itu ‘menghilang’. Kabarnya, mereka bersembunyi sekaligus beraksi di kota lain.
Informasi yang diperoleh BPost (Tribunnews.com Network), mereka juga kerap memerdayai nasabah bank yang hendak mengambil uang di ATM di Lombok, Batam, Denpasar dan Palangkaraya. Modusnya, usai beraksi mereka berpindah daerah. Di tempat persembunyian itu, aksi terus dilakukan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Satreskrim Polresta Banjarmasin Kompol Afner Juwono mengakui adanya informasi itu. “Ini masih pendalaman. Para tersangka ngakunya baru melakukan aksinya sebanyak tiga kali. Tetapi dari hasil sementara, mereka beraksi sejak 2010 bahkan melakukannya secara lintas pulau dan menasional,” kata dia, Minggu (27/10/2013).
Mengenai penangkapan ketiga tersangka di salah satu hotel di Banjarmasin itu, Afner menegaskan hal itu dilakukan berdasar hasil pengintaian. “Kami intai sudah lama, sejak ‘bulan puasa’. Itu hasil kerja keras tim kami. Aksi mereka terkoordinasi, sasarannya bilik ATM yang tidak dijaga atau berada di lokasi yang sepi,” katanya.
Selain itu, Afner menegaskan penyidik juga akan menelusuri dana yang diperoleh kelompok tersebut. Caranya dengan bekerja sama dengan pengelola bank yang kerap dijadikan korban, seperti Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Rencananya, Senin (28/10) ini, Polresta kembali melakukan ekspose kasus tersebut yang langsung dipimpin Kapolresta  Kombes Suharyono.
“Masyarakat harus berhati-hati jika melakukan transaksi di ATM. Kalau ada gangguan jangan panik dan tidak mudah percaya bila ada seseorang tidak dikenal menawarkan bantuan. Jangan sembarangan berikan nomor PIN,” tegasnya.
Dua dari tiga tersangka, yakni Rendy adalah warga Pekauman, Banjarmasin. Sementara Sueb dan Anto mengaku dari Pontianak, Kalbar.
Rendy mengaku berkenalan dengan Sueb di Jakarta. Karena saat itu tidak memiliki pekerjaan tetap, dia bersedia diajak Sueb bergabung ke kelompok pembobol ATM. “Ya, saya ikut karena tidak memiliki pekerjaan yang mapan,” ujar dia.
Sementara Sueb mengaku sudah lama meninggalkan kelompok itu. “Mereka yang mengajak. Saya ini sudah lama berhenti. Ingin tobat. Gara-gara mereka jadi begini,” kata Sueb yang mengaku memiliki teknik membobol ATM setelah diajari temannya di Malaysia.
Ketiganya terpaksa dilumpuhkan melalui cara ditembak di kaki karena melawan saat disergap di salah satu hotel di Banjarmasin. Penyergapan dilakukan setelah ketiganya melakukan aksi pembobolan di sejumlah ATM.
Sementara Syarifuddin dari perusahaan pengelola jasa mesin ATM Bank Mandiri, BRI dan Danamon mengatakan salah satu kelemahan yang dimanfaatkan kelompok itu untuk beraksi adalah masih nomor PIN yang hanya terdiri atas empat digit.
“Karenanya mudah diingat oleh pelaku. Kami hampir tiap hari menerima keluhan tentang aksi dengan cara yang sama dari klien. Selain melakukan penelusuran sendiri, kami juga bekerja sama dengan kepolisian dan pengelola bank,” tegas dia

0 komentar:

Posting Komentar